1 Jelaskan Pengertian dan Contoh dari Mitos, Legenda, dan
   Cerita Rakyat ?
Mitos atau mite (myth) adalah cerita prosa rakyat yang ditokohi  oleh para dewa atau makhluk setengah dewa yang terjadi di dunia  lain (kahyangan) pada masa lampau dan dianggap benar-benar  terjadi oleh yang empunya cerita atau penganutnya. Mitos juga disebut Mitologi, yang kadang diartikan Mitologi adalah cerita rakyat yang dianggap benar-benar terjadi dan bertalian dengan terjadinya tempat, alam semesta, para dewa, adat istiadat, dan konsep dongeng suci. Jadi, mitos adalah cerita tentang asal-usul alam semesta, manusia, atau bangsa yang diungkapkan dengan cara-cara gaib dan mengandung arti yang dalam. Mitos juga mengisahkan  petualangan para dewa, kisah percintaan mereka, kisah perang mereka dan sebagainya.
Contoh-contoh Mitos :
begitu banyak contoh-contoh mitos yang ada di dindonesia. karena kita tahu sendiri bahwa memang Mitos sangat berhubungan dengan terjadinya tempat, alam semesta, para dewa, adat istiadat, dan konsep dongen suci. ini adalah beberapa contoh Mitos yang ada di Indonesia. 
a. Cerita terjadinya mado - mado atau marga di Nias (Sumatra Utara)
b. Cerita barong di Bali
c. Cerita pemindahan Gunung Suci Mahameru di India
d. Cerita Gunung Semeru dari Jawa dan Bali
e. Cerita Nyai Roro Kidul (Ratu Laut Selatan)
f. Cerita Joko Tarub
g. Cerita Dewi Nawangwulan, dll. 
Legenda (bahasa Latin: legere) adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh yang mempunyai cerita sebagai sesuatu yang benar-benar terjadi. Oleh karena itu, legenda sering kali dianggap sebagai "sejarah" kolektif (folk history). Walaupun demikian, karena tidak tertulis, maka kisah tersebut telah mengalami distorsi sehingga sering kali jauh berbeda dengan kisah aslinya. Oleh karena itu, jika legenda hendak dipergunakan sebagai bahan untuk merekonstruksi sejarah, maka legenda harus dibersihkan terlebih dahulu bagian-bagiannya dari yang mengandung sifat-sifat folklor Menurut Pudentia, legenda adalah cerita yang dipercaya oleh beberapa penduduk setempat benar-benar terjadi, tetapi tidak dianggap suci atau sakral yang juga membedakannya dengan mite. Dalam KBBI 2005, legenda adalah cerita rakyat pada zaman dahulu yang ada hubungannya dengan peristiwa sejarah. Menurut Emeis, legenda adalah cerita kuno yang setengah berdasarkan sejarah dan yang setengah lagi berdasarkan angan-angan. Menurut William R. Bascom, legenda adalah cerita yang mempunyai ciri-ciri yang mirip dengan mite, yaitu dianggap benar-benar terjadi, tetapi tidak dianggap suci. Menurut Hooykaas, legenda adalah dongeng tentang hal-hal yang berdasarkan sejarah yang mengandung sesuatu hal yang ajaib atau kejadian yang menandakan kesaktian.
Contoh Cerita Legenda :
- Sangkuriang
- La Madukelleng
- William Tell
- Lutung Kasarun. 
Cerita Rakyat adalah sebagian kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki Bangsa Indonesia. Pada umumnya, cerita rakyat mengisahkan tentang suatu kejadian di suatu tempat atau asal muasal suatu tempat. Tokoh-tokoh yang dimunculkan dalam cerita rakyat umumnya diwujudkan dalam bentuk binatang, manusia maupun dewa.
Contoh Cerita Rakyat :
a. Kera dan Ayam dari Sulawesi Tenggara
b. Si Rusa dan Si Kulomang ( Maluku )
c. Si garlaki dan Si Rimbat  ( Sulawesi Utara )
d. Buaya Ajaib ( Papua )
e. Batu Golog ( Nusa Tenggara Barat )
f.  Suri Ikun dan Dua Burung ( Nusa Tenggara Timur )
g. Tadulako Bulili ( Sulawesi Tengah )
h. La Dana dan Kerbaunya ( Sulawesi Selatan )
i. Cerita Rakyat Malin Kundang
j. Cerita Rakyat Sangkuriang
k. Cerita Rakyat Bali
l. Legenda Putri Nyale dari Lombo.
2. Bagaimana manusia memperoleh pengetahuan ?
Manusia memperoleh pengetahuan kebenarannya dari dua pendekatan, yaitu pendekatan non-ilmiah dan ilmiah.
pendekatan non ilmiah ada beberapa pendekatan yakni :
a. akal sehat
Menurut Conant yang dikutip Kerlinger (1973, h. 3) akal sehat adalah serangkaian konsep dan bagian konseptual yang memuaskan untuk penggunaan praktis bagi kemanusiaan. Konsep merupakan kata yang dinyatakan abstrak dan dapat digeneralisasikan kepada hal-hal yang khusus. Akal sehat ini dapat menunjukan hal yang benar, walaupun disisi lainnya dapat pula menyesatkan.
b. Intuisi
Intuisi adalah penilaian terhadap suatu pengetahuan yang cukup cepat dan berjalan dengan sendirinya. Biasanya didapat dengan cepat tanpa melalui proses yang panjang tanpa disadari. Dalam pendekatan ini tidak terdapat hal yang sistemik.
c. Prasangka
Pengetahuan yang dicapai secara akal sehat biasanya diikuti dengan kepentingan orang yang melakukannya kemudian membuat orang mengumumkan hal yang khusus menjadi terlalu luas. Dan menyebabkan akal sehat ini berubah menjadi sebuah prasangka. 
d. Penemuan coba-coba
Pengetahuan yang ditemukan dengan pendekatan ini tidak terkontrol dan tidak pasti. Diawali dengan usaha coba-coba atau dapat dikatakan trial and error. Dilakukan dengan tidak kesengajaan yang menghasilkan sebuah pengetahuan dan setiap cara pemecahan masalahnya tidak selalu sama. Sebagai contoh seorang anak yang mencoba meraba-raba dinding kemudian tidak sengaja menekan saklar lampu dan lampu itu menyala kemudian anak tersebut terperangah akan hal yang ditemukannya. Dan anak tersebut pun mengulangi hal yang tadi ia lakukan hingga ia mendapatkan jawaban yang pasti akan hal tersebut.
e. pikiran kritis
Pikiran kritis ini biasa didapat dari orang yang sudah mengenyam pendidikan formal yang tinggi sehingga banyak dipercaya benar oleh orang lain, walaupun tidak semuanya benar karena pendapat tersebut tidak semuanya melalui percobaan yang pasti, terkadang pendapatnya hanya didapatkan melalui pikiran yang logis.  
Pendekatan ilmiah adalah pengetahuan yang didapatkan melalui percobaan yang terstruktur dan dikontrol oleh data-data empiris. Percobaan ini dibangun diatas teori-teori terdahulu sehingga ditemukan pembenaran-pembenaran atau perbaikan-perbaikan atas teori sebelumnya. Dan dapat diuji kembali oleh siapa saja yang ingin memastikan kebenarannya. 
3. Bagaimana manusia begitu menerima mitos karena akibat keterbatasan
    penalaran dan keingintahuannya untuk sementara dapat terjawab ?
Manusia begitu mudah menerima mitos karena akibat keterbatasan penalaran dan keingintahuannya untuk sementara dapat terjawab
A.    RASA INGIN TAHU
Ilmu  pengetahuan alam bermula dari rasa ingin tahu yang merupakan cirri khas  manusia. Manusia mempunyai rasa ingin tahu tentang benda-benda di alam  sekitarnya, bulan, bintang, dan matahari, bahkan ingin tahu tentang  dirinya sendiri (antroposentris).
Dengan pertolongan akal budinya manusia menemukan berbagai cara untuk melindungi diri terhadap pengaruh lingkungan yang merugikan. Tetapi adanya  akal budi itu juga menimbulkan rasa ingin tahu yang selalu berkembang.  Rasa ingin tahu itu tidak pernah dapat dipuaskan. Kalau salah satu soal  dapat dipecahkan maka timbul soal lain yang menunggu penyelesaian. Akal  budi manusia tidak pernah puas dengan pengetahuan yang dimilikinya.
Rasa  ingin tahu mendorong manusia untuk melakukan berbagai kegiatan yang  bertujuan untuk mencari jawaban atas berbagai persoalan yang muncul  dalam pikirannya. Kegiatan yang dilakukan manusia itu kadang-kadang  kurang serasi dengan tujuannya. Sehingga tidak dapat menghasilkan  pemecahan. Tetapi kegagalan biasanya tidak menimbulkan rasa putus asa,  bahkan seringkali justru membangkitkan semangat yang lebih menyala-nyala  untuk memecahkan persoalan. Dengan semangat yang makin berkobar ini  diadakanlah kegiatan-kegiatan lain yang dianggap lebih serasi dan dapat  diharapkan akan menghasilkan penyelesaian yang memuaskan. Kegiatan untuk  mencari pemecahan dapat berupa:
a.       Penyelidikan langsung.
b.      Penggalian hasil-hasil penyelidikan yang sudah pernah diperoleh orang lain.
c.       Kerja sama dengan penyelidik-penyelidik lain yang juga sedang memecahkan soal yang sama atau yang sejenis.
B.     MITOS
Rasa  ingin tahu manusia ternyata tidak dapat terpuaskan hanya atas dasar  pengamatan ataupun pengalaman. Untuk itulah, manusia mereka-reka sendiri  jawaban atas keingintahuannya itu. Sebagai contoh: "Apakah pelangi  itu?", karena tak dapat dijawab, manusia mereka-reka jawaban bahwa  pelangi adalah selendang bidadari. Jadi muncul pengetahuan baru yaitu  bidadari. Contoh lain: "Mengapa gunung meletus?", karena tak tahu  jawabannya, manusia mereka-reka sendiri dengan jawaban: "Yang berkuasa  dari gunung itu sedang marah". Dengan menggunakan jalan pemikiran yang  sama muncullah anggapan adanya "Yang kuasa" di dalam hutan lebat, sungai  yang besar, pohon yang besar, matahari, bulan, atau adanya raksasa yang  menelan bulan pada saat gerhana bulan. Pengetahuan baru yang  bermunculan dan kepercayaan itulah yang kita sebut dengan mitos. Cerita yang berdasarkan atas mitos disebut legenda.
Mitos itu timbul disebabkan antara lain karena keterbatasan alat indera manusia misalnya:
1.      Alat Penglihatan
Banyak  benda-benda yang bergerak begitu cepat sehingga tak tampak jelas oleh  mata. Mata tidak dapat membedakan benda-benda. Demikian juga jika benda  yang dilihat terlalu jauh, maka tak mampu melihatnya.
2.      Alat Pendengaran
Pendengaran  manusia terbatas pada getaran yang mempunyai frekuensi dari 30 sampai  30.000 perdetik. Getaran di bawah 30 atau di atas 30.000 perdetik tak  terdengar.
3.      Alat Pencium dan Pengecap 
Bau dan rasa tidak dapat memastikan benda yang dicecap maupun diciumnya . manusia hanya bisa membedakan 4 jenis masa yaitu rasa manis,masam ,asin dan pahit.
Bau seperti parfum  dan bau-bauan yang lain dapat dikenal oleh hidung kita bila konsentrasi  di udara lebih dari sepersepuluh juta bagian. Melalui bau, manusia  dapat membedakan satu benda dengan benda yang lain namun tidak semua  orang bisa melakukannya.
4.      Alat Perasa
Alat  perasa pada kulit manusia dapat membedakan panas atau dingin namun  sangat relatif sehingga tidak bisa dipakai sebagai alat observasi yang  tepat. 
Alat-alat indera tersebut di atas sangat berbeda-beda, di antara manusia: ada yang sangat tajam  penglihatannya,  ada yang tidak. Demikian juga ada yang tajam penciumannya ada yang  lemah. Akibat dari keterbatasan alat indera kita maka mungkin timbul  salah informasi, salah tafsir dan salah pemikiran. Untuk meningkatkan  kecepatan dan ketepatan alat indera tersebut dapat juga orang dilatih untuk itu, namun tetap sangat terbatas. Usaha-usaha lain adalah penciptaan alat. Meskipun alat yang diciptakan  ini masih mengalami kesalahan. Pengulangan pengamatan dengan berbagai  cara dapat mengurangi kesalahan pengamatan tersebut. Jadi, mitos itu  dapat diterima oleh masyarakat pada masa itu karena: 
a.       Keterbatasan pengetahuan yang disebabkan karena keterbatasan penginderaan baik langsung maupun dengan alat.
b.      Keterbatasan penalaran manusia pada masa itu.
c.       Hasrat ingin tahunya terpenuhi
Menurut  Auguste comte (1798-1857),dalam sejarah perkembangan jiwa manusia, baik  sebagai individu maupun sebagai keseluruhan, berlangsung tiga tahap:
1.      Tahap teologi atau fiktif
2.      Tahap filsafat atau metafisik atau abstrak
3.      Tahap positif atau ilmiah riel 
Pada  tahap teologi atau fiktif manusia berusaha untuk mencaari atau  menemukan sebab yang pertama dan tujuan yang terakhir dari segala  sesuatu,dan selalu dihubungkan dengan kekuatan ghaib. Gejala alam yang  menarik perhatiannya selalu diletakkan dalam kaitannya dengan sumber  yang mutlak. Mempunyai anggapan bahwa setiap gejala dan peristiwa  dikuasi dan diatur oleh para dewa atau kekuatan ghaib lainnya.
Tahap  metafisika atau abstrak merupakan tahap dimana manusia masih tetap  mencari sebab utama dan tujuan akhir, tetapi manusia tidak lagi  menyadarkan kepada kepercayan akan adanya kekuatan ghaib , melainkan  kepada akalnya sendiri,akal yang telah mampu melakukan abstraktasi guna  menemukan hakikat segala sesuatu.
Tahap positif atau  riel merupakan tahap dimana manusia telah mampu berfikir secara positif  atau riel,atas dasar pengetahuan yang telah dicapainya yang  dikembangkan secara positif ,melalui pengamatan , percobaan dan  perbandingan.
Mitos  adalah pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman dan pemikiran  sederhana serta dikaitkan dengan kepercayaan akan adnya kekuatan ghaib.  Sehingga pengetahuan yang diperoleh bersifat subyektif.
Gempa  bumi diduga terjadi karena Atlas (raksasa yang memikul bumi pada  bahunya )memindahkan bumi dri bahu yang satu kebahu yang lain. Gerhana  bulan diduga terjadi karena dimakan oleh raksasa. Menurut dongeng  raksasa itu takut pada bunyi – bunyian, maka pada waktu gerhana bulan  manusia memukul apa saja yang dapat menimbulkan bunyi. Supaya raksasa  itu takut dan memuntahkan kembali bulan purnama. Bunyi guntur dikira  ditimbulka oleh adanya kereta yang dikendarai dewa melintas langit.
Demikian  pada tahap mitos atau tahap teologi ini manusia menjawab rasa ingin  tahunya dengan menciptakan dongeng-dongeng atau mitos, karena alam  pikirannya masih terbatas pada imajinasinya dan cara berpikir  irasional.  
Masyarakat  dahulu dapat menerima mitos karena keterbatasan pengetahuan,  pengalaman, dan pemikirannya.sedangkan hasrat ingin tahunya berkembang  terus.
Puncak  hasil pemikiran seperti di atas terjadi pada zaman Babylona,yaitu  kira-kira 700-600 SM. Pendapat orang Babylona tentang alam semesta  antara lain adalah bahwa alam semesta merupakan suatu ruangan atau  selungkup. Lantainya adalah bumi yang datar , sedangkan langit dengan  bintangnya merupakan atapnya. Dilangit ada semacam jendela yang  memungkinkan air hujan dapat sampai ke bumi.
Sumber : 
http://id.wikipedia.org/wiki/Legenda

Tidak ada komentar:
Posting Komentar